Saturday, June 11, 2011

HIKKSSS....


Petang ini di sebuah angkutan umum menuju perjalanan pulang, seorang ibu setengah baya dengan penampilan sederhana naik dari depan SPBU. Tangan kirinya memegang tas kresek hitam besar sedang tangan kirinya menggandeng seorang bocah laki-laki berusia sekitar 5 tahunan yang tampak ceria dan meski penampilannya sedikit lusuh tapi sekali aku menatap wajah tampannya, aku jatuh cinta. Matanya berkerjap-kerjap...wuaaahhhhhhhhh....
Awalnya aku tak begitu memperhatikan mereka, namun ketika mereka berbincang-bincang dan dengan iseng kuperhatikan gerak-gerik mereka, aku jadi tertarik untuk mendengar percakapan mereka. Si kecil tampan itu berbincang-bincang dengan ibunya (dia memanggilnya Mama) tentang apa yang sudah mereka kerjakan hari ini di sebuah perempatan jalan. Sang Mama menanggapi celotehan anaknya sambil sibuk mengeluarkan kepingan uang limaratusan dari kantong celana anaknya lalu menghitungnya. Selesai menghitung, kepingan uang yang cukup banyak itu dimasukkan ke dalam tas kresek hitam yang tadi dibawanya lalu tangannya beralih ke kantong baju anaknya yang berisi lembaran uang Rp.1000,- dan Rp.2000,- lalu menghitungnya dan memasukkannya ke dalam tas kresek hitam.
Aku sedih...... aku speechless.... Huaaaaaaaaaaaaa...............

Friday, June 3, 2011

TOLONG JANGAN PAKE ITU...!!!



Tempo hari, seorang adek kelas satu alumni update status di Facebook begini : abis baca kamus psikologi tentang arti moron dan idiot..Tapi knapa sih banyak yang gampang banget ngumpat dengan kata-kata2 itu...padahal dia tahu persis artinya.. Hedeh...segeralah sadar sebelum ada yang tersinggung..
Lalu kemaren malam, seorang teman partner ngajar meng-update status begini : buat reporter TVONE jangan pakai kata autis untuk menyebut orang yang lagi asik BBM-an..... gak ada istilah yang lebih baik apa? ....
Dia juga menambahkan, dia sempat terkejut ketika salah satu murid pelatihannya ngatain temannya yang sedang kebingungan mencari alat tulisnya dengan kata “Dasar cacat”. Tentu saja temanku lantas menegur muridnya tersebut terlebih jika mengingat sang murid itu bersekolah di sekolah berbasis agama yang seharusnya (klo menurutku) memiliki akhlak yang lebih baik L
Hemmm....beberapa kali akupun membaca status “mengumpat” yang di dalamnya terselip kata-kata moron, idiot, debil, dan sebagainya. Prihatin banget, terlebih jika yang mengucapkan itu adalah orang yang paham istilah-istilah itu. Aku bukan ingin menyudutkan siapapun ato sok bijak, aku juga gak bermaksud mencela sikap-sikap jenaka mereka. Tapi seandainya mereka sebentar saja “hidup” bersama anak-anak ato orang-orang berkebutuhan khusus....mungkin mereka gak akan tega mengeluarkan kata-kata itu untuk menyebut (bahkan mengumpat) orang lain. Dan anak-anak kita, adalah PENIRU YANG HEBAT, tentu kita gak ingin kan anak-anak kita meniru ucapan/perilaku negatif kita J