Thursday, March 17, 2011

UYA EMANG KUYA


         Aku memang bukan penonton setia acara-acara di televisi, aku juga tak pernah hapal acara ini tayang jam berapa, acara itu tayang jam berapa. Kadang televisi di kamar kunyalakan bukan karena aku ingin melihat tayangannya tapi biar ada suara aja di kamarku...hehehe...biar gak sepi. Apalagi acara-acara di televisi makin aneh aja menurutku, sinetron yang gak selesai-selesai penayangannya (namun ternyata ada ya yang menunggu setiap episodenya hihihi...), acara perdebatan politik yang jenaka (apa karena aku gak mudeng politik ya?), dan masih banyak lagi contoh acara yang gak mutu.
Salah satunya adalah tayangan “Uya Emang Kuya” yang disiarkan oleh SCTV. Acara tentang seorang Uya Kuya yang dengan kemampuannya menghipnotis seseorang dan melakukan tanya jawab tentang kehidupan pribadi orang tersebut yang dalam hal ini aku bilang “korban”. Entah korban dalam artian, orang itu benar-benar menjadi korban Uya Kuya karena dalam acara ini Uya Kuya menginterogasi dalam keadaan si korban terhipnotis sehingga tak sadar menjawab semua pertanyaan Uya Kuya bahkan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pribadi. Orang-orang yang di sekitar tempat kejadian  dan bahkan jutaan penonton acara itu  (mungkin termasuk anda juga) menganggap semua ini lelucon, mentertawakan “korban” yang ­jujur mengungkapkan kehidupan pribadinya dan sekali lagi menganggap semua ini cuma lelucon!
 Bisa juga sih si “korban” hipnotis Uya ini adalah orang-orang yang dibayar untuk berakting sedemikian rupa agar acara ini mendapatkan rating dan ditonton jutaan orang. Dari salah satu informasi seorang teman, acara itu emang sudah diprotes kalangan hipnotis, karena menyalahgunakan arti hipnosis, namun pihak pembuat acara (tentu saja) bilang ini hanya hiburan. Sekedar info juga (masih menurut teman saya lagi), kondisi hipnosis itu kita tidak sepenuhnya ‘tidak sadar’ dan kita tak mungkin mau melakukan hal-hal yang bertentangan dari value/believe kita, apalagi itu info pribadi yang secara logis umum tidak berhak tau. Teman saya itu kemaren juga habis ngobrol sama seorang hipnoterapis, dia bilang acara tersebut tidak benar, dalam kondisi terhipnotis suara seseorang akan terdengar lirih.. Bukan lantang… .. Jadi tebak aja sendiri itu benaran atau tidak. Wahhh...makasih ya teman atas tambahan pengetahuannya.
Mau hasil rekayasa ato bukan, bagiku acara itu tetap saja MENJIJIKKAN sekali, tidak mendidik meski di akhir acara terkadang  si Uya Kuya menyampaikan kalimat-kalimat bijak (huwekkk...) dan aku tak pernah sampe hati melihat acara ini lagi. Teman lain menyarankan untuk lapor Komisi Penyiaran Indonesia, hemmm...emangnya mempan ya???

No comments:

Post a Comment