Saturday, February 12, 2011

TANGANNYA NGGRATHIL

Sore itu, aku pulang kerja agak awal. Sengaja aku menolak ajakan pulang bareng teman seperti biasa karena ingin kunikmati perjalanan menuju rumah dengan angkutan umum sembari mencari ide untuk tulisanku.

Di dalam angkutan umum yang tak terlalu penuh, duduk di depanku seorang bapak berusia 60-an yang berkumis tebal. Sekilas bapak itu tersenyum kepadaku, kubalas senyumannya sebagai tanda kesopanan. Entah berbasa-basi atau memang bertanya, Pak Kumis Lebat itu bertanya kepadaku pukul berapa sekarang, ku jawab dengan sopan,”Maaf Bapak, saya tidak pakai jam”.

Lalu Pak Kumis Lebat bercerita kalau dia berasal dari Kabupaten Semarang dan sedang mencari sebuah alamat di Semarang. Beliaupun berpindah tempat duduk di sampingku sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan suatu alamat.

Sedikitpun aku tak curiga padanya, jadi ku jelaskan rute alamat itu sepengetahuanku. Tiba-tiba aku merasa ada yang bergerak-gerak di pinggangku, ketika aku sadar Pak Kumis Lebat berusaha menggerayangiku. Kutarik napas perlahan dan aku berusaha tenang sambil berpikir untuk memberinya pelajaran tak terlupakan.

TING….aku ada ide. Tanpa sepengetahuannya, diam-diam tanganku menyelinap menuju ke arah tangan Pak Kumis Lebat yang nakal itu. Serta merta kutancapkan kuku-kukuku yang kebetulan belum kurapikan ke kulit tangannya dan beliaupun berteriak sedikit tertahan…AARRGGHH….sambil kupelototin dengan semena-mena.

Setelah kupikir kuku-kukuku sudah cukup memberinya pelajaran, cubitan kulepaskan, Pak Kumis Lebat meminta pada sopir angkutan untuk berhenti. Si sopirpun bertanya,”Katanya turun Pasar Bulu, Pak?”, Pak Kumis Lebat itu menjawab,”Turun di sini saja Pak,” sambil menahan sakit. Saat angkutan itu berlalu, kutatap wajah Pak Kumis itu sambil kuleletkan lidahku padanya…WEKKKK….

No comments:

Post a Comment